Sabtu, 19 Februari 2011

skripsi matematika


PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA KELAS VII D SMPN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 2007/2008



SKRIPSI



OLEH


ASMAWATI
NIM : 15.1 04.4. 017




 



















INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)  MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
 2007-2008


PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA KELAS VII D SMPN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 2007/2008





SKRIPSI



Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram untuk
Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)


O l e h


ASMAWATI
NIM : 15.1 04.4. 017















INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
 2007-2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi oleh  ASMAWATI. NIM. 15.1.04.4.017 dengan judul :

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA KELAS VII D SMPN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 2007/2008





Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dimunaqasyahkan





Disetujui Pada Tanggal     29 Agustus 2008
















Pembimbing I





(Drs. M. Natsir, M.Pd
NIP : 150 221 699

Pembimbing II





(Irzani, S.Pd, M.Si)
NIP : 150 368 853



NOTA DINAS


Hal      :  Munaqasyah Skripsi                                         Mataram, 29 Agustus 2008
               Kepada Yth.
                Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram
                di-
                        Mataram
Assalamu’alaikum arohmatullahi wabarokatuh
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai petunjuk, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama           : ASMAWATI
Nim              : 15.1.04.4. 017
Fakultas      : Tarbiyah
Jurusan       : Tadris Matematika
Judul              : Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi      Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram Tahun Ajaran 2007/2008

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, untuk itu kami berharap agar dapat segera dimunaqasyahkan.
Demikian dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
 Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Pembimbing I





(Drs. M. Natsir, M.Pd
NIP : 150 221 699

Pembimbing II





(Irzani, S.Pd, M.Si)
NIP : 150 368 853


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama               : ASMAWATI
Nim                 : 15.1.04.4.017
Fakultas           : Tarbiyah
Jurusan            : Tadris Matematika

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :
PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI   BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA KELAS VII D SMPN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 2007/2008,  adalah asli merupakan karya tulis dan susunan saya sendiri.

Apabila dikemudian hari ternyata dan terbukti skripsi ini tidak asli atau merupakan jiplakan atau saduran, maka saya bersedia dikenakan sanksi baik sanksi akademis berupa pencabutan hak atas pemakaian gelar kelulusan maupun sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
                                                                       

Mataram, 29 Agustus 2008
                                                                            Yang Menyatakan,


                                                                         ASMAWATI
NIM : 15.1.04.4.017

























MOTTO :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang dapat petunjuk” (Al-Qur’an surat An Nahl, ayat 125).











PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1.    Ayahanda HARMAIN ABDUL HALIK (Alm.) dam Ibunda SAEDAH yang Tercinta dan yang selalu ku banggagakan serta kakak-kakakku yang berkat do’a dan dorongannya dalam mengantarkan studi saya di Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.
2.    Buat sahabat-sahabatku tadris matematika angkatan 2004 yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
3.      and for my sister and my brother in English Study Club (ESC) and  for all of my senior who has always give me motivation to increas my knowledge and to know more about manything. And buat seseorang yang terdekat di hati
4.      Almamaterku Tercinta & kampusku tercinta IAIN Mataram.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyekesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta serta salam penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah Rabbul ‘Alamin, serta pemahaman akan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari sebagai hamba Allah dan khalifatullah fil ardhi.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang penulis peroleh di SMP N 1 Mataram, yang penulis ajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika IAIN Mataram. Adapun terlaksananya tugas ini adalah berkat adanya kerjasama serta bantuan dari berbagai pihak dan penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari pihak lain skripsi ini tidak dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Untuk itu penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1.      Drs. M. Natsir, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Irzani, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
2.      Bapak dan Ibu Dosen IAIN Mataram yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi di IAIN Mataram.
3.      Dra. Hj. Nurul Yakin, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram serta seluruh stafnya yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4.      Bapak Dr. H. Asnawi, MA, selaku Rektor IAIN Mataram serta seluruh stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5.      Ibu Hj. Sumiharti S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Mataram dan Bapak H. Salihi selaku Guru Matematika Kelas VII D beserta para guru yang telah memberikan beberapa informasi yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
6.      Ayahanda dan ibunda tercinta serta segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan, baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7.      Kepada teman-teman pengurus HMJ Tadris Matematika Khususnya priode 2006/2007 yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, maka saran dan kritik konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memenuhi syarat yang telah ditetapkan, bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya ilmu matematika.

Mataram,    29 Agustus  2008

Penulis

DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL ......................................................................................    i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................   ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................... v
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO......................................................................................... vii
PERSEMBAHAN............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................   x
DARTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................... xii
BAB I     PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................   1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 6
E. Hipotesis Masalah.............................................................................. 7
F. Penegasan Istilah................................................................................ 7
BAB II   KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
1. Hakekat Matematika.................................................................... 9
2. Pengertian, Tujuan, dan Komponen-komponen Metode Drill Dalam Pembelajaran 10
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar........................................................... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..................... 16
C. Pokok Bahasan Segitiga
1. Pengertian Segitiga dan jenis-jenisnya......................................... 18
2. Garis-garis Dalam Segitiga .......................................................... 20
3. Melukis Segitiga........................................................................... 21
BAB III  METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian............................................................................... 24
B. Sasaran penelitian.............................................................................. 24
C. Rencana Tindakan atau cara-cara Pokok Penelitian.......................... 24
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya........................................ 25
E. Pelaksanaan Tindakan........................................................................ 26
F. Cara Pengamatan ( Monitoring )........................................................ 30
G. Analisis Data Refleksi....................................................................... 30
BAB IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................................. 34
B. Hasil Penelitian.................................................................................. 44
C. Pembahasan....................................................................................... 69
BAB V    PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 74
B. Saran-saran........................................................................................ 74


DAFTAR TABEL

                                                                   
Tabel 1
:
Nilai ujian semester I Siswa Kelas VII SMPN 1 Negeri Mataram Tahun Pelajaran 2007/2008..................................................................

3
Tabel 2
:
Data jumlah siswa SMPN 1 Mataram Tahun 2008…………………
36
Tabel 3
:
Tenaga Edukatif SMPN 1 Mataram Tahun 2008……………………

38
Tabel 4
:
Keadaan pegawai Tata Usaha SMPN 1 Mataram Tahun 2008……...
40
Tabel 5
:
Data jumlah sarana dan prasarana SMPN 1 Mataram Tahun 2008….

42
Tabel 6
:
Data hasil Pre tes ……………………………………………
45
Tabel 7
:
Data hadil evaluasi Siklus I .......................................................
55
Tabel 8
:
Data hasil Evaluasi  siklus II.......................................................
67


































DAFTAR LAMPIRAN

                                   
Lampiran 1
:
Data Hasil Pre tes
Lampiran 2
:
Rencana pembelajaran Siklus I 
Lampiran 3
:
Lembar kegiatan siklus I
Lampiran 4
:
Kunci Jawaban kegiatan siklus I
Lampiran 5
:
Kisi-kisi penulisan soal evaluasi siklus I
Lampiran 6
:
Soal evaluasi siklus I
Lampiran 7
:
Kunci Jawaban soal evaluasi siklus I
Lampiran 8
:
Lembar kerja observasi siklus I
Lampiran 9
:
Daftar nilai hasil evaluasi siklus I
Lampiran 10
:
Rencana Pembelajaran siklus II
Lampiran 11
:
Lembar Kegiatan Siklus II
Lampiran 12
:
Jawaban Kegiatan siklus II
Lampiran 13
:
Kisi-kisi penulisan soal evaluasi siklus II
Lampiran 14
:
Soal evaluasi siklus II
Lampiran 15
:
Kunci jawaban soal evaluasi siklus II
Lampiran 16
:
Lembar Kerja Observasi siklus II
Lampiran 17
:
Daftar Nilai hasil evaluasi siklus II






































DAFTAR GAMBAR


Gambar 1
:
Siklus Penelitian Tindakan kelas
27






























PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA SMP N 1 MATARAM  TAHUN AJARAN 2007/2008

                                              PENDAHULUAN    

LATAR BELAKANG     RM        TJ             MANFAAT PENELT.


METODELOGI PENELITIAN
 
 



Ø  LOKASI PENELITIAN (SETTING PENELT.)
Ø  SASARAN PENELITIAN
Ø  RENCANA RTINDAKAN (CARA-CARA POKOK PENELITIAN)
Ø  JENIS INSTRUMEN DAN CARA PENGGUNAANNYA
Ø  PELAKSANAAN TINDAKAN
Ø  CARA PENGAMATAN (MONITORING)
Ø  ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.     DATA HASIL PRE-TES
Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
35
Rata-rata
66.23
Siswa yang tuntas
23
Siswa yang tidak tuntas
20
Prosentase siswa yang tuntas
53.48 %
Prosentaase siswa yang tidak tuntas
46.52 %
Jumlah siswa keseluruhan
43

2.     ANALISIS SIKLUS I
a.     Perencanaan
b.    Pelaksanaan tindakan
Sesuai dgan jadwal penelitian ( tgl 15 – 19 april 2008)
c.      Observasi (lampiran)
d.    Evaluasi siklus I ( evaluasi pd tgl 22 april 2008)

Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
20
Rata-rata
63,48
Siswa yang tuntas
26
Siswa yang tidak tuntas
17
Prosentase siswa yang tuntas
60,46 %
Prosentase siswa yang tidak tuntas
39.54 %
Jumlah siswa keseluruhan
43
e.      Refleksi

3.     ANALISIS SIKLUS II
a.     PERENCANAAN (lampiran)
b.    PELAKSANAAN TINDAKAN (sesuai jadwal 26,29 april 2008, dan tgl 13 mei 2008)
c.      OBSERVASI (lampiran)
d.    EVALUASI SIKLUS II (evaluasi tgl 17 mei 2008)
Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
50
Rata-rata
78,13
Siswa yang tuntas
38
Siswa yang tidak tuntas
5
Prosentase siswa yang tuntas
88,37 %
Prosentase siswa yag tidak tuntas
11.63 %
Jumlah siswa keseluruhan
43

e.      REFLEKSI
    Upaya peningkatan ketuntasan berdasarkan siklus I yang dilakukan oleh guru antara lain:

A.    Bagi siswa yang sudah mendapatkan ketuntasan belajar yaitu yang memperoleh nilai diatas 65. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan ketuntasan belajar mereka pada siklus II ini adalah:
1.     Guru memberikan tindakan berupa pembahasan ulang tentang soal-soal evaluasi siklus satu yang dianggap masih sulit.
2.     Guru memberikan penekanan pada materi-materi yang dianggap penting  pada siklus ii yaitu pokok bahasan segitiga.
3.     Guru memberikan arahan agar siswa tetap menjaga motivasi belajar dalam meningkatka prestasi belajar khusunya untuk materi-materi yang akan dibahas pada siklus II
B.     Bagi siswa yang tidak tuntas, upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan ketuntasan belajar mereka antara lain:
1.     Guru memberikan pengayaan dan pembahasan ulang soal-soal evaluasi pada siklus I.
2.     Guru memberikan latihan soal-soal berupa essay pada sub pokok bahasan menentuka besar sudut dalam segitiga.
3.     Guru berkeliling memberikan bimbingan pada siswa yang belum mengerti tentang soal-soal latihandan memberika contoh penyelesaian soal-soal yang dianggap sulit.
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tujuan pembelajaran Matematika adalah “terbentuknya kemampuan berfikir, kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, disiplin dalam memecahkan suatu permasalah baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari”(Depdiknas, 2004: 1).
Namun keadaan di lapangan belumlah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil study oleh direktorat (2000) menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP (pada beberapa mata pelajaran termasuk matematika) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book, oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, Metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit untuk ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal.
Mencermati hal tersebut di atas, sudah saatnya untuk diadakan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran matematika hendaknya menggunakan metode yang bervariasi guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode dalam pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang mesti dipenuhi oleh para guru.
Keanekaragaman metode pembelajaran merupakan upaya  alternatif dalam penerapan metode pembelajaran matematika yang hendak diterapkan yang  selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik jenjang SMP. Ini artinya bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling baik atau metode pembelajaran yang satu lebih baik dari metode pembelajaran yang lain.
“Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu metode  pembelajaran akan bergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya belajar yang ada” (Rahmadi Widdiharto, 2004: 2).
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mataram sebagai sekolah yang telah banyak didukung oleh berbagai sarana dan prasarana seperti laboratorium, buku paket, dan lain-lain untuk menunjang proses belajar mengajar yang baik masih memerlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
Berdasarkan observasi pada tahap awal di SMPN 1 Mataram, penerapan metode dalam setiap pembelajaran belum mampu bervariasi dan masih mengacu pada paradigma lama seperti mengajar dengan metode ceramah. Selain itu metode-metode yang disajikan kepada siswa masih didominasi oleh berbagai kegiatan yang hanya berpatok pada kegiatan guru dalam mengajar dan para siswa hanya menerima materi pelajaran tanpa banyak membuat alternatif-alternatif lain dalam belajar. Adanya hal-hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan jenuh dalam setiap kegiatan belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan arsip guru mata pelajaran Matematika SMPN 1 Mataram, nilai rata-rata siswa pada ujian semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Table 1

 Nilai Ujian Semester I  Siswa Kelas VII SMPN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2006/2007

Kelas
Nilai Rata-rata
VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
7. 26
6. 40
6. 82
6. 25
6. 66
(Sumber : Arsip Guru Mata Pelajaran Matematika SMPN 1 Mataram ).

Pada Tabel 1 tampak bahwa hampir 70 % siswa mendapat nilai lebih kecil dari 65. Salah satu penyebabnya adalah metode pembelajaran yang konvensional, dan dari data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata paling rendah adalah pada kelas VII D. Sejalan dengan hal tersebut maka guru mata Pelajaran Matematika dituntut agar mampu menyiasati dan mencermati keadaan tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi yang disampaikan. Sesuai dengan pendapat Roestiyah dalam Djamarah, Guru memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara afektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.(Djamarah, 2006: 74).
Dengan melihat permasalahan di atas, maka perlu diupayakan suatu strategi pembelajaran dengan melakukan tindakan yang dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dengan keadaan tersebut adalah pembelajaran dengan metode drill/latihan.
“Metode drill adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan memilih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan” (Achsanuddin Dkk, 1990: 56).
Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode drill. Dikarenakan tindakan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka akan berkaitan dengan pembelajran. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.
“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjai dalam sebuah kelas secara bersama”(suharsimi, 2007: 3).
Jadi berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penelitian tindakan kelas ini, akan ditekankan pada proses pembelajaran dengan pendekatan kualitatif dalam penerapan metode drill dan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pendektan kuantitatif.
Sebelum penerapan metode drill terlebih dahulu melaksanakan pre-tes untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan segitiga. Sehingga berdasarkan hasil pre-tes tersebut akan dilakukan tindakan dengan menggunakan metode drill untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas timbul keingintahuan yang lebih banyak tentang penerpan metode-metode pembelajaran khususnya metode drill/latihan yang digunakan dalam pembelajaran Matematika. Sehingga menjadi sebuah judul yang berbunyi “ Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga Pada Siswa Kelas VII SMPN Negeri 1 Mataram Tahun Ajaran 2007/2008 “.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Penerapan Metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan segitiga pada siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.

C.    Tujuan Penelitian
   Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga dengan penerapan metode drill Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.
D.    Kegunaan Penelitian
1.      Kegunaan Secara Teoritis.
a.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal segitiga dengan penerapan metode drill.
b.      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi pembelajaran dan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran terutama pembelajaran matematika Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.
2.      Kegunaan secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a.       Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam menerapkan metode drill dalam  pembelajaran Matematika.
b.      Untuk mendapat perangkat mengajar berupa RPP dan skenario pembelajaran yang menerapkan metode drill secara efektif pada mata pelajaran matematika pokok bahasan segitiga.



E.     Hipotesis Tindakan
”Hipotesis merupakan pernyataan tentatif (sementara) yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya” (Nasution, 1996 : 39).
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Dengan penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar  Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.

F.     Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan tentang istilah yang ada dalam judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan tentang istilah-istilah dalam judul penelitian ini.
Adapun istilah yang penulis maksud adalah :
1.      “Metode Drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksankan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang dipelajari” (Roestiyah, 1988 : 125)
Jadi yang dimaksud dengan metode drill dalam penelitian ini adalah cara mengajar seorang guru dengan memberikan latihan-latihan berupa soal essay kepada siswa agar pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran segitiga yang telah dipelajari semakin jelas dan tidak cepat lupa.
2.      ”Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar” (Djamarah, 1994: 23).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram dalam bidang studi Matematika pokok bahasan Segitiga semester II (Dua) setelah penerapan metode drill. 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Matematika
1.      Hakekat Matematika
Ada beberapa pandangan para ahli tentang metematika dan sekaligus telaahan dari matematika itu sendiri. Hal ini akan memberikan gambaran tentang hakekat matematika.
Menurut James dan James (1976) dalam Karso dkk, mengatakan bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak. Matematika timbul karena pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an analisis (Karso dkk, 2001: 2).
           
”Matematika itu bukan pengetahun yang menyendiri yang dapat sepurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalah sosial, ekonomi, dan alam” (Kline, 1973: 47).
Soedjadi mengatakan bahwa: a). Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan abstrak dan terorganisasi secara sistematik, b). Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi c). matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan ; d). matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang struktur-struktur yang logik (Soedjadi, 1999 :78).

Selain beberapa pandangan di atas, masih ada lagi beberapa pendapat lainnya tentang matematika. Walaupun secara penekanannya ada perbedaan pandangan terhadap pengertian matematika, tetapi pendapat-pendapat para ahli tersebut pada dasarnya adalah sama.
Dari beberapa konsep di atas dapat disimpulkn bahwa belajar matematika pada prinsipnya adalah sama dengan belajar ilmu pengetahuan yang lain, akan tetapi belajar matematika memiliki sifat materi yang sangat abstrak yang sesuai dengan tingkat perkembangn siswa, misalnya siswa SMP yang sudah mulai belajar yang abstrak dari SD sehingga untuk menemukan konsep-konsep matematika itu akan lebih cepat dimengerti bila diberikan suatu stimulus yang biasa, juga dengan memberikan pratikum-pratikum di luar jam pelajaran matematika. Sehingga dengan demikian belajar matematika akan menjadi suatu pelajaran yang sangat menarik dan tidak akan membosankan baik untuk guru sebagai pendidik terlebih pada siswa sebagai objek.
2.      Pengertian, tujuan dan langkah-langkah pelaksanaan Metode Drill dalam pembelajaran

a.       Pengertian Metode Drill
“Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah, 1998 : 25).
Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa “Metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, untuk memperoleh suatu ketuntasan, ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. (Djamarah, 2006: 95).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, metode drill merupakan suatu cara mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dengan memberi latihan-latihan kepada siswa agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari sebelumnnya.
Latihan yang dimaksud adalah latihan berupa soal-soal latihan dalam membuat segitiga, mudah dilakukan, serta teratur dilaksanakan sehingga dapat membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan dengan sempurna, karena untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan biasanya dilakukan berkali-kali atau terus menerus terhadap apa yang telah dipelajari.
Namun pemberian latihan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan agar terhindar dari rasa jenuh. Dengan latihan yang tepat akan memperkuat daya ingat, semakin banyak anak-anak menulis, semakin mempermudah anak untuk belajar. Karena dengan menulis anak akan mengingat kembali, dan latihan merupakan pengikat ilmu.
Di samping itu juga ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode drill antara lain yaitu:
1.      Drill/latihan hanya untuk bahan yang berisi otomatis.
2.      Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas
3.      Latihan itu pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa
4.      Masa berlatih harus relatif singkat, tetapi harus sering diadakan.
5.      Masa berlatih harus menarik, gembira dan menyenangkan.
6.      Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa (Subari, 1994: 83-84).

Jadi sebelum menggunakan metode drill/latihan, guru harus betul-betul mempertimbangkan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya metode drill/latihan tersebut.
Dengan metode drill ini pengetahuan anak bisa segar setiap saat. Karena latihan akan membangkitkan semangat mereka untuk senantiasa mengingat apa yang telah diterimanya, baik itu yang menyangkut kecakapan motorik, atau menyangkut keterampilan mental berupa berhitung.(Mustaqim, 2004: 81).
b.      Tujuan Menggunakan Metode Drill
Tehnik mengajar dengan menggunaka metode drill biasanya digunakan untuk beberapa tujuan yaitu agar siswa:
1.      Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan suatu alat/ membuat suatu benda.
2.      Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongkak, mengenal benda/ bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan lain sebagainya.
3.      Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat (Roestiyah, 1998: 125).

Dengan demikian dapat dilihat bahwa metode drill/latihan biasanya digunakan pada pelajaran-pelajaran yang bersifat motorik seperti pelajaran baca tulis, dan keterampilan serta pelajaran-pelajaran yang bersifat mental dalam arti melatih kecakapan berpikir anak dan juga untuk meningkatkan kecerdasan dan ketangkasan anak serta memperkuat daya ingat para murid. Dan perlu juga diperhatikan bahwa dalam situasi bagaimana metode drill/latihan sebaiknya digunakan dan bagaiamana caranya.
c.       Langkah-langkah pelaksanaan metode drill
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru untuk keberhasilan dalam pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut:
1.      Gunakan latihan hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis.
2.      Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas.
3.      Didalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna
4.      Perlu mengutamakan ketepatan agar siswa melakukan latihan secara tepat.
5.      Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain.
6.      Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok atau inti.
7.      Instruktur perlu memperhatikan individual siswa sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau dikembangkan.

d.      Kelebihan dan kelemahan Metode drill
1.      Kelebihan Metode Drill
a.       Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat.
b.      Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (symbol), dan sebagainya.
c.       Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya.
d.      Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaannya.
e.       Pemanfaataan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
f.       Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis.



2.      Kelemahan metode drill adalah sebagai berikut :
a.       Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak dibwa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
b.      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c.       Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
d.      Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e.       Dapat menimbulkan verbalisme (Djamarah dkk, 2006 : 96)

Sedangkan menurut Djajadisastra, kelebihan dan kelemahan metode Drill adalah :
1.      Kelebihan Metode Drill
a.       Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh (serius) akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat  murid karena seluruh pikiran, perasaan dan kesemuanya dikonsentrasikan kepada pelajaran yang sudah dilatihkan.
b.      Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang  serta langsung dari guru, melainkan murid untuk melakukan perbaikan masalah pada saat itu juga.
c.       Suatu sukses akan memperkuat asosiasi sedangkan suatu kegagalan akan melemahkan atau menghapuskan suatu asosiasi, dengan kata lain murid yang mengetahui bahwa respon yang diberikannya itu benar, akan sgera mengingat baik-baik respon tersebut.
d.      Pengetahuan siap atau keterampilan  siap yang terbentuk, sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperlun sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun bagi bekal hidup kelak di masyarakat.
2.  Kelemahan Metode Drill
a.       Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan dalam suasana yang serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan.
b.      Tekanan yang lebih berat yang diberikan setelah murid merasa bosan dan jengkel tidak akan menambah gairah belajar atau semangat berlatih melainkan menambah keengganan untuk melanjutkan latihan.
c.       Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaaan benci dalam diri murid, baik terhadap mata pelajaran maupun terhadap gurunya.
d.      Latihan yang diberikan tanpa usaha agar murid mengerti apa tujuan latihan itu bagi kepentingan dirinya, dapat menimbulkan verbalisme, mekanisme, atau otomatisme buta.
e.       Latihan yang diberikan dapat membentuk suatu kebiasaan yang kaku.
f.       Latihan-latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, atau perintah-perintah guru dapat mematikan atau melemahkan inisiatif maupun kreativitas pada murid.
g.      Karena tujuan latihan adalah untuk mengokohkan asosiasi tertentu maka murid akan merasa asing terhadap semua stimulus-stimulus baru. (Djajadisastra, 1981: 24).

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut di atas, bukan berarti metode drill tidak layak digunakan karena pada dasarnya semua metode dalam mengajar mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itu, diharapkan agar metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan, waktu, tempat, dan alat-alat yang tersedia, jenis kegiatan minat serta perhatian murid dan lain-lain.

B. Prestasi Belajar
1.      Pengertian Prestasi Belajar
“Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar” (Djamarah, 1994: 23).
Sedangkan ahli lain mengatakan:
“Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang telah dicapai dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai kecakapan” (Nasution, 1994: 34)
Adapun maksud prestasi belajar dalam penelitian ini yaitu hasil yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran, penerapan metode drill yang dihitung dengan hasil belajarnya yang tuntas. Prestasi belajar siswa dikatakan tuntas secara individu apabila mencapai > 6,5 dan prestasi belajar siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila 85 % siswa mencapai nila > 6,5.
2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhi.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah:
a. Faktor-faktor intern
1. Faktor jasmaniah
a.   Kesehatan
b.  Cacat tubuh
2. Faktor Psikologi
a.   Intelejensi
b.  Perhatian
c.   Minat
d.  Bakat
e.   Kematangan
f.   Kesepian
g.  Motif
3. Faktor Kelelahan
a.   Jasmani
b.  Rohani        
b. Faktor-faktor eksteren
1. Faktor Keluarga
a.   Cara orang tua mendidik
b.  Relasi/ hubungan antar anggota keluarga
c.   Suasana rumah
d.  Keadaan ekonomi keluarga
e.   Pengertian orang tua
f.   Latar belakang kebudayaan
2. Faktor sekolah
a.   Metode mengajar
b.  Kurikulum
c.   Relasi guru dengan siswa
d.  Relasi siswa dengan siswa
e.   Disiplin sekolah
f.   Alat pelajaran
g.  Waktu Sekolah
h.  Standar pelajaran diatas ukuran
i.    Keadaan gedung
j.    Metode belajar
k.  Tugas rumah
3. Faktor Masyarakat
a.   Kegiatan siswa dalam masyarakat
b.  Mass media
c.   Teman bergaul (Slameto, 2003: 54).

Sedangkan menurut H.C Witherington dan Lee J. Crombach Bapensi dalam Mustaqiem menyatakan bahwa Faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong prestasi belajar adalah :
1.      Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar)
2.      penguasaan alat-alat intelektual
3.      Latihan-latihan yang berpencar
4.      Penggunaan Unit-unit yang berarti
5.      Latihan yang aktif.
6.      Kebaikan bentuk dan sistem
7.      Efek penghargaan (Reward) dan hukuman
8.      Tindakan-tindakan paedagogis
9.      Kapasitas Dasar(Mustaqim, 2004: 69).

Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dalam hal ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa.banyak dipengaruhi oleh kemampun siswa itu sendiri dan lingkungan belajar terutama kualitas pengajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Clark dalam (Sudjana) bahwa “Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% oleh lingkungan” (Sudjana,1995: 21).



C. Pokok Bahasan Segitiga
a.       Pengertian segitiga dan jenis-jenisnya
1.      Pengertian segitiga
”Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi lurus” (Faqieh Insani, 2005: 146).
Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa “Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sisi yaitu ketiga ujung sisinya saling bertemu dan membentuk segitiga, serta mempunyai tiga buah sudut, yaitu jumlah besar sudutnya 1800 (Negoro. ST. dan Harahap, 2005: 308).
Untuk lebih jelasnya pengertian segitiga dapat dilihat pada gambar berikut ini:


Gambar diatas ini adalah segitiga ABC yang dilambangkan “Δ ABC”. Sisi-sisinya : AB, BC, dan AC. Sudut-sudutnya : Sudut A dan B, Sudut C, dimana masing-masing dilambangkan dengan ÐA, ÐB, dan ÐC dan sudut ÐA + ÐB + ÐC = 1800.
2.      Jenis Jenis Segitiga
Adapun jenis segitiga berdasarkan jenis sisinya dikenal segitiga sama sisi (sisi-sisinya sama panjang) dan segitiga sama kaki (memiliki dua sisi sama panjang). Jika ditinjau dari sudut-sudutnya, dikenal segitiga siku-siku (salah satu sudutnya siku-siku), segitiga lancip (semua sudutnya lancip), dan segitiga tumpul (salah satu sudutnya tumpul), ( Faqiah Insani, 2005 : 146).
Jadi adapun jenis-jenis segitiga dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
1.      Segitiga Samakaki adalah segitiga yang dua sisinya sama panjang.
                   C


 





          A                 B  

2.      Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang
                         M




K                            L

3.      Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku. Besar sudut siku-siku 90­­­­­­­­­­O





4.      Segitiga Lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip          



 
5.      Segitiga Tumpul, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
          





(Suratmin, 2006: 40).

b.                  Garis-garis dalam segitiga
Adapun garis-garis yang terdapat pada segitiga adalah garis bagi segitiga, garis tinngi segitiga, garis berat, dan garis sumbu. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1.      Garis Bagi Segitiga
Garis bagi segitiga adalah garis yang membagi sudut dalam segitiga menjadi dua sama besar.
2.      Garis Tinggi Segitiga
Garis tinggi segitiga adalah garis yang ditarik dari titik segitiga dan tegak lurus sisi dihadapannya.
3.      Garis Berat Segitiga
Garis berat segitiga adalah garis yang mebagi sisi segitiga menjadi dua bagian yang sama panjang.
4.      Garis Sumbu Segitiga
Garis sumbu segitiga adalah garis yang membagi dua sama panjang sisi segitiga dan tegak lurus sisi itu. (Negoro. ST. Dan Harahap, 2005: 309).
c.       Melukis Segitiga
1.      Melukis Segi Tiga Sama Kaki
Untuk melukis segitiga sama kaki, dapat menggunakan bantuan jangka dan penggaris.
Langkah-langkah melukis Δ PQR sama kaki, alas PQ dan RQ (RP=RQ) sebagai berikut :
a.       Lukis ruas garis PQ
b.      Lukis busur lingkaran berpusat di P dengan jari-jari lebih panjang dari ruas garis PQ
c.       Lukis busur lingkaran beerpusat di R setinggi kedua busur lingkaran dengan pusat P dan pusat Q sehingga berpotongan di titik R.
d.      Hubungkan R dengan P dan R dengan Q. terbentuk segitiga sama kaki.
1.)                                                        2).

P                        Q
                                                                                                   P                            Q
                       

3).                                                        4).


                           
                                                                                            
                                                               
                                                                                                                                      


2.      Melukis segitiga sama sisi
Untuk melukis segitiga sama sisi, juga dapat menggunakan bantuan jangka dan penggaris. Dan langkah-langkahnya juga sama seperti melukis segitiga sama kaki. (Faqieh Insani, 2005; 154).
d. Jumlah Sudut-Sudut Segitiga 1800
      1. Jumlah sudut-sudut segitiga
C
 
b
 
a
 
c
 
C
 
A
 
B
 
 Contoh:








 







         Dari gambar diatas ketiga sudutnya yaitu A, B, dan C membentuk sudut 1800. jadi jumlah sudut segitiga membentik sudut lurus (1800).
2. Menghitung besar salah satu sudut segitiga
     Contoh:
a.







Pada PQR, besar P = 550  dan Q = 750. berapa besar sudut R?
Jawab:
P + Q + R = 1800
550  + 750 + R   = 1800
         1300 + R  = 1800- 1300
                  R     = 500

b. Sebuah segitiga PQR besar sudut-sudutnya:
     P = (x + 5)0, Q = (2x + 10)0, dan R = (3x + 15)0
1.Hitunglah besarP, Q, dan R!
2. Jenis segitiga apa PQR?
Jawab:
1. P + Q + R = 1800
                (x + 5)0  + (2x + 10)0 + (3x + 15)0 = 1800
                                                6x + 300    = 1800
                                                            6x      = 1800 - 300
                                                          x      =
       x     = 250
Jadi: P =       (x + 5)0  = 25 + 5    = 300
         P =   (2x + 10)0 = 2 x 25 + 10 = 600
         P = (3x + 15)0   = 3 x 25 + 15 = 900
2. PQR adalah segitiga siku-siku (Suratmin, 2005 : 41)


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Lokasi  Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN I Mataram siswa kelas VII D semester II Tahun Pelajaran 2007/2008
B.  Sasaran Penelitian
“Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikemas aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak” (Suharsimi, 2007: 24).
 Adapun unsur-unsur yang akan diteliti adalah:
1.  Faktor siswa, yaitu kemampuan siswa kelas VII D dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pokok bahasan segitiga, dengan penerapan metode drill berupa tes hasil belajar.
2.  Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu bagaimana interaksi antara siswa dan guru saat proses belajar mengajar yang berupa hasil observasi aktivitas siswa.
C. Rencana Tindakan atau Cara-cara pokok penelitian
“Rencana tindakan merupakan gambaran tentang langkah-langkah riil yang akan dilakukan dalam tindakan” (Suharsimi Dkk, 2007: 39).
Menurut Mc Niff, Lomat dan Whitehead, (2003) dalam Madya, Suwasih menyatakan bahwa “Rencana tindakan hendaknya memuat jawaban terhadap pertanyaan kunci berikut ini :
1.   Apa persoalan yang diangkat?
2.       Mengapa persoalan ini telah dipilih?
3.       Jenis bukti apa yang dapat diproduksi untuk menunjukkan perubahan telah terjadi?
4.       Apa yang akan dilakukan dengan temuan?
5.       Bukti apa yang dapat diproduksi untuk menunjukkan bahwa tindakan terkait memiliki dampak?
6.       Bagaimana dampak akan dievaluasi?
7.       Bagaimana penelitian menjamin bahwa penilaian yang akan dibuatnya bersifat adil dan akurat?
8.       Bagaimana praktik akan dimodifikasi berdasarkan hasil evaluasi? (Madya, suwarsih, 2007: 120).

Terkait dengan hal di atas maka rencana tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan berupa pemberian latihan melalui penerapan metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan segitiga pada siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2007/2008. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode drill tersebut, dilakukan siklus pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi yang diikuti siklus berikutnya. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal mengenai penerapan metode drill dalam pembelajaran pokok bahasan segitiga.
D.  Jenis Instrumen Dan Cara Penggunaannya
Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.       Observasi Penelitian
Instrumen dirancang dalam bentuk skenario pembelajaran oleh peneliti untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.


b.      Tes Hasil Belajar
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”(Suharsimi,1998: 139). Jenis tes yang digunakan dalam rancangan adalah tes tertulis dalam bentuk essay dimaksudkan untuk mengetahui prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan segitiga melalui penerapan metode drill. Dan instrumen ini disusun oleh peneliti yang disetujui guru dengan berpedoman pada kurikulum dan buku paket Matematika.
E.  Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) perlu diperhatikan hal-hal berikut: “PTK tidak menggangu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus konsiten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru, adanya kemauan dan kemampuan untuk berubah menjadi sangat penting” (Suhardjono, 2007: 73).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:



 



                    Siklus I








                          Siklus II









Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2007: 16).
              
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan serta perbaikan dalam hambatan tersebut berdasarkan  tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama maka dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua. Demikian untuk seterusnya, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus.
Secara rinci pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
5.1    Siklus I
1.      Perencanaan
Hal-hal yang dilaksanakan adalah peneliti bersama guru menyiapkan rencana pembelajaran (RP) tentang pokok bahasan segitiga yaitu pembahasan tentang jenis-jenis segitiga, garis-garis dalam segitiga, besar sudut dalam segitiga, dan melukis segitiga. Untuk siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan dengan penerapan metode drill yang akan dibahas adalah guru akan menjelaskan garis-garis segitiga berdasarkan sisi atau sudutnya dan sifata-sifatnya. Dan guru mmberikan tugas latihan kapada siswa. Pada pedoman selanjutnya langkah berikutnya adalah guru memberikan materi tentang garis-garis dalam segitiga dan besar sudut segita, serta memberikan tugas latihan kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal latihan.
Dalam tahap perencanaan ini guru bersama peneliti menyiapkan lembar observasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas (adapun lembar observasinya terlampir), kemudian menyiapkan evaluasi berupa tes tertulis dalam bentuk essay untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pokok bahasan segitiga.
2.      Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini guru bersama peneliti melaksanakan skenario pembelajaran dengan penerapan metode drill yaitu pokok bahasan segitiga. Dalam pelaksanaan metode drill guru memberikan penjelasan  tentang sub-sub pokok bahasan segitiga dan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar guru memberikan soal-soal latihan yang sudah disiapkan. Lagkah-langakah pelaksanaan tindakan untuk lebih jelasnya akan dipaparkan secara rinci mengenai penerapan metode drill pokok bahasan segitiga yaitu pada penyajian data.
Dan untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan evaluasi belajar dengan memberikan soal-soal pokok bahasan segitiga dalam bentuk essay yang sudah disiapkan.
3.      Observasi / Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinyu setiap kali pembelajaran berlangsung, dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa. Kegiatan guru yang dimaksud adalah bagaimana guru melaksanakan semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode drill dan bagaimana semangat dan antusias siswa ketika menerima pelajaran pokok bahasan segitiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar observasi yang terlampir.
4.      Refleksi
Hasil yang diperoleh dari observasi dan hasil evaluasi belajar siswa dikumpulkan serta dianalisis, sehingga dari hasil tersebut guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, yaitu identifikasi kekurangan, analisis sebab kekurangan dapat menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.

5.2                Siklus II
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum berhasil mencapai ketuntasan belajar dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan pada dasarnya langkah-langkah pada siklus II sama dengan langkah-langkah pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.
F.  Cara pengamatan (Monitoring)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat. Pelaksanaan skenario penerapan metode drill dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, prosentase, nilai tugas, dll), atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.
G.  Analisis Data Refleksi
1. Data Hasil Observasi
Untuk menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi pembelajaran untuk setiap siklus dengan menerapkan metode drill /latihan, data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara menghitung skor aktivitas siswa dengan menggunakan persamaan:
M =
Ket.: 
M = Skor rata-rata belajar setiap siswa
Xi = Skor aktivitas belajara masing-masing siswa
N = Banyaknya siswa.
            Sedangkan untuk menentukan Mi dan Sdi yaitu dedngan rumus:
Mi = ½ (Skor tertinggi – Skor terendah)
SDi = 1/6 (Skor tertinggi – Skor tertrendah)
            Adapun kriteria aktivitas belajar siswa dicarai dengan rumus:
Mi + 1,5 SDi  M = Sangat aktif
Mi + 0,5 SDi  M < Mi + 1,5 SDi = Aktif
Mi – 0,5 SDi  M < Mi – 0,5 SDi = cukup aktif
Mi – 1,5 SDi   M < Mi – 0,5 SDi = kurang aktif
M < Mi – 1,5 SDi = sangat kurang aktif. ( Nurkencana dalam skripsi Sudiati, 2003:26).
            Untuk aktivitas siswa skor tertinggi adalah = 12 yang diperoleh dari ketiga deskriptor yang masing-masing deskriptor tersebut memuat empat indikator aktivitas siswa dan skor terendah adalah = 0, apabila siswa tidak menunjukkan keduabelas indikator dari ketiga deskriptor tersebut, maka diperoleh Mi = ½ (12 – 0) = 6 dan SDi = 1/6 (12 - 0) = 2. Berdasarkan Mi dan SDi terdapat kategori aktivitas belajar siswa sebagi berikut:
9 M = Sangat aktif
7 M < 9 = Cukup aktif
5 M < 7 = Kurang aktif
M < 3 = Sangat kurang aktif
Jadi skor rata-rata aktivitas belajar setiap siswa (M) yang diperoleh selanjutnya dicocokkan pada ketentuan penggolongan di atas sehin gga didapat aktivitas belajar setiap siswa setelah tindakan.
2.  Data Tes Hasil Belajar
Setelah memperoleh data tes hasil belajar, maka data tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu dengan mencari ketuntasan belajar untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut :
a.   Ketuntasan individu yaitu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran yang diberikan jika siswa mampu memperoleh nilai 65.
b.  Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila target pencapaian ideal ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas.
Kk =  x 100%
Ket :
Kk = Ketuntasan klasikal
n1   = Jumlah siswa yang mendapat nilai > 6.5
n   = Jumlah siswa yang ikut tes
      Sedangkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, hasil belajar dianalisis secara objektif yaitu dengan menentukan nilai rata-rata dengan rumus:
Me =
Ket. :

Me                =  Nilai rata-rata kelas
              = eppelon (baca jumlah)
 X1                = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
 n                   = Banyaknya siswa (Sugiyono, 2006: 43).

 
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambaran Umum SMP Negeri  1 Mataram
1)      Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Mataram
                      Kelahiran SMP Negeri 1 Mataram ditandai dengan adanya surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI nomor 2106/B/111 Tanggal  23 Juli 1951. Semenjak berdirinya SMP Negeri 1 Mataram hingga sekarang telah  mengalami renovasi sebanyak empat kali, dan renovasi terahir sekolah ini yaitu tahun 2004.
                        Setelah berjalan proses pembelajaran dari mulai berdirinya hingga sekarang (2008), SMP Negeri 1 Mataram telah 13 kali pergantian kepala sekolah yaitu :
1.           Tahun 1942-1950 oleh Bapak Sk Tibu Luji
2.           Tahun 1950-1955 oleh Bapak  E. D. Johannes
3.           Tahun 1955-1958 oleh Bapak G.H.A Masinambouw
4.           Tahun 1958-1963 oleh Bapak Anoldus Edon
5.           Tahun 1963-1970 oleh Bapak Igusti Putu  Gria
6.           Tahun 1970-1974 oleh Ibu  I Nengah Sumantre
7.           Tahun 2974-1979 oleh Bapak Drs. Umar Harjo Suparto
8.           Tahun 1979-1985 oleh Bapak Badar Ba
9.           Tahun 1985-1997 oleh Ibu Hj. Lily Warhah
10.      
34
 
Tahun 1997-1998 oleh Bapak H.L Sukarma Ba
11.       Tahun 1998-2006 oleh Bapak  H. Milan S.Pd
12.       Tahun 2006-Bulan April 2007 oleh Bapak Drs. H. Soegiyono
13.       April 2007-Sekarang oleh Ibu Sumiharti S.Pd
(Dokumentasi 22 april 2008).

2)      Letak Geografis SMP Negeri 1 Mataram
                        SMP Negeri 1 Mataram terletak dijalan pejanggik  No 3 kelurahan Mataram Barat lokasinya berada antara SMP Negeri 15 Mataram dengan SMP Negeri 2 Mataram.
          SMP Negeri 1 Mataram merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah kota Mataram yang dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 7372 m2. Dengan batas-batas wilayah sbb.
1. Sebelah utara       : Jalan Pejanggik.
2. Sebelah selatan     : Perumahan Penduduk
3. Sebelah timur       : SMP Negeri 2 Mataram
4. Sebelah barat        : SMP Negeri 15 Mataram.
              Letak yang sangat strategis, SMP Negeri 1 Mataram sangat mudah di jangkau, dan juga sangat nyaman untuk berlangsungnya belajar mengajar (Observasi: 22 april 2008).
3)      Keadaan Siswa.
           Siswa merupakan salah satu komponen dalam  suatu lembaga pendidikan, bahkan siswa merupakan kunci utama yang paling menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, selain itu juga siswa merupakan sasaran (objek) dari tujuan pendidikan  yang berorientasi pengajaran.
           Proses edukatif yang diterapkan oleh lembaga pendidikan ini telah memenuhi standar pengajaran pada sebuah lembaga pendidikan sesuai dengan data statistik SMP Negeri 1 Mataram bahwa jumlah siswa secara keseluruhan tahun 2007/2008 adalah 1334 orang. Jumlah ini telah memenuhi standar tetapi  bagi lembaga ini jumlah siswanya sangat besar sesuai dengan jumlah jurusan yang ada. Hal ini merupakan tanggung jawab semua aktivis pengelola dan penyelenggara pendidikan itu sendiri guna untuk mewujudkan out put yang berkualitas dan berkompetensi baik secara profisisonal, personal maupun sosial sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan zaman.
            Terkait dengan jumlah siswa yang menjadi perhatian dan pijakan pelaksanaan pendidikan maka haruslah dikelola dengan baik dan benar guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Jadi dalam proses pembelajaran atau pendidikan akan selalu mengacu pada objeknya  yang akan dibina, dididik, diarahkan dan dibimbing sesuai dengan misi dan visi atau tujuan yang mendasarinya.
            Adapun keadaan siswa SMP Negeri 1 Mataram dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2
            Data Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Mataram Tahun 2008
Sumber data : Buku inventaris SMP N 1 Mataram
No
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Laki
Perempuan
1
X A
22
23
45
2
X B
21
23
44
3
X C
21
25
46
4
X D
22
24
48
5
X E
22
22
44
6
X F
20
23
43
7
X G
22
23
45
8
X H
23
23
46
9
X I
23
20
43
10
X J
19
27
46
Jumlah
214
233
447
1
XI A
25
110
45
2
XI B
22
23
45
3
XI C
25
20
45
4
XI D
25
20
45
5
XI E
25
20
45
6
XI F
24
21
45
7
XI G
23
20
43
8
XI H
27
17
44
9
XI 1
25
18
43
10
XI J
20
23
43
Jumlah
241
202
443
1
XII A
25
21
46
2
XII B
23
22
45
3
XII C
21
22
43
4
XII D
20
24
44
5
XII E
23
21
44
6
XII F
24
21
45
7
XII G
24
21
45
8
XII H
21
24
45
9
XII 1
26
17
43
10
XII J
22
22
33
Jumlah
229
215
444
Jumlah Total
684
650
1334
                 
                   (Dokumentasi, tanggal 22 April 2008 ).

          Berdasarkan tabel di atas maka keadaan siswa SMP Negeri 1 Mataram  cenderung mengalami peningkatan yaitu dimana kelas III berjumlah 444 orang terdiri dari 229 laki-laki dan 215 perempuan, sedangkan kelas II berjumlah 443 orang terdiri dari 241 laki-laki dan 262 perempuan, sedangkan kelas I berjumlah 447 orang terdiri dari 214 laki-laki dan 233 perempuan, sehingga jumlah keseluruhan siswa 1334 orang. 
4)      Keadaan Guru SMP Negeri 1 Mataram
         Tenaga pengajar yang dimiliki di SMP Negeri 1 Mataram mempunyai disiplin ilmu yang sangat relevan dengan profesi yang ditekuni, artinya bahwa tenaga edukatif itu rata-rata memiliki latar belakang pendidikan atau disiplin keilmuan yang sama dengan profesi yang diembannya. Selain memiliki disiplin keilmuan yang relevan dengan profesinya, tenaga edukatif SMP Negeri 1 Mataram juga mempunyai tenaga pengajar rata-rata berpendidikan terakhir S1 dengan jumlah keseluruhan guru bidang studi adalah 65 orang. Jadi, dengan disiplin keilmuan yang dimiliki oleh lembaga edukatif ini maka proses pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan dengan baik sebagaimana yang diharapkan yaitu pembelajaran yang terarah, efektif dan efisien sesuai dengan garis-garis program yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya tentang tenaga edukatif pada lembaga pendidikan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Tenaga Edukatif SMP Negeri 1 Mataram
Sumber data : Buku inventaris SMP N 1 Mataram
No.
Nama
Pendidikan
Bidang Tugas
Keterngan
1
Sumiharti, S. Pd
SI
Bhs. Indonesia
Kepsek
2
Naryati, S. Pd
SI
Matematika

3
Drs. Ft Supangat
S1
Fisika

4
Drs. Suyoto
S1
Fisika

5
Ni Wayan Datrining
PG SLP ILMU HAYAT
Biologi

6
Ida Ayu Pt. Rentini, S.Pd
S1
Bhs. Indonesia
Wakasek Siang
7
Agus Bakti Suseno, S. Pd
S1
Bhs. Inggris
Wakasek Pagi
8
Abdul Chair AB, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia

9
Drs. Jupri Amri

Bhs. Indonesia

10
Ann Marhaeniyati, S. Pd
SI
Bhs. Inggris

11
Ishaka, S. Pd
S1
BP/BK

12
Istifar Haryani, S. Pd
S1
Penjaskes

13
Dra. Dwi Aryani
S1
Ekonomi

14
Haryadi, S. Pd
S1
Penjaskes

15
Lalu Mulkam, S. Pd
S1
Bhs. Inggris

16
Hj. Rohayani, S. Pd
S1
Bhs. Inggris

17
Suharni, S. Pd
S1
Matematika

18
Nurlailah, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia

19               
I Gusti Pt. Supartha
D3
Bhs. Indonesia

20
Hj. Aida Amalia, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia

21
Nurlaily Anram
D1
PPKn

22
Dra. Sri Hidayati
S1
Sejarah

23
H. Salihi, A. Md
D3
Mtk

24
Slamet Nugroho, S. Pd
S1
Mtk

25
Sri Budiarti
D3
Seni Budaya Daerah

26
Mastena, Ba
D2
Ekonomi, Geografi

27
Mulyati Jaya, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia

28
Bq. Atmawati, S. Pd
S1
Mtk

29
Wardiyah, S. Pd
S1
Bk

30
Wardiyah, S. Pd
S1
Bk

31
Ni Kt. Ayu Windrwati, S. Pd
S1
Bhs. Inggris, Ket Bhs Inggris

32
M. Taufik, S. Pd
S1
Biologi

33
Siti Ladjenah Muchtar, BA
S1
PA. Islam

34
Muhammad Natsir, S. Ag
S1
PA. Islam

35
Dra. I. Wayan Puniyasa
S1
PA. Hindu

36
Bq. Sri Nurbatni, S. Pd
S1
Biologi

37
Bq. Widiyanti, S. Pd
SI
Geogerafi

38
Tien Wiriyati, S. Pd
SI
IPS

39
L. Agus Fahrurrozi, S. Pd

Bhs. Inggris, Ket. Bhs Inggris

40
Drs. H. Muslihuddin
S1
Biologi

41
Baiq Widianti, S. Pd
S1
Geografi

42
Ahmad Fahrurrozi, S. Pd
S1
PPKn

43
M. Natsir, S. Ag
S1
Pai

44
Mukasari, S. Pd
S1
Bhs. Indonesia

45
R. Nunuk Suasana, S. Pd
S1
Fisika

46
Drs. Taufik
S1
Ppkn

47
L. Agus Fahrurrozi, S. Pd

Bhs. Inggris, Ket. Bhs Inggris

48
Suprapti Nurmala Dewi, S. Ag
S1
Pai
Honda
49
Nurul Hidayati, S. Pd
S1
Sejarah, Ppkn
Honda
50
L. Arief Budiman, S. Pd
S1
Kesenian
Honda
51
Drs. Candra Susila
S1
Pend. Agama Budha
Honda
52
D. H Budi Santoso
Pend. Agama Kristen
Kristen
G TT
53
Hermanto, A. Md
D3
Pend. agama budha
GTT
54
Nurfitriani, S. Pd
S1
Sejarah, Ekonomi
G TT
55
Ribkah Padiangan
S1
Pend. Agama Katolik
G TT
56
Arif Budiman,A.Md
D3
Seni Rupa
G TT
57
Imtihani Fikri, S. Ag
S1
Bhs. Daerah
G TT
58
I Gede Purna, S.Pd
S1
Mtk
G TT
59
Siti Aisah, S. Pdi
S1
Pai
G TT
60
Rina, A.Md
D3
Seni Budaya
G TT
61
Yusuf, S. Pd
S1
Penjaskes
G TT
62
Nurmina, S. Pd
S1
Bk
G TT
63
Sumarni, S. Pd
S1
Matematika, Kesenian
G TT
64
Arief Budiman, A. Md
D2
Keterampilan
G TT
65
Indrawati
TIK
Keterampilan
G TT
66
Drs. Ft Supangat
SI
Fisika
GTT
(Dokumentasi, tanggal 22 April 2008)


Tabel 4
Tabel  Keadaan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri I Mataram
Sumber data: Buku invenrtaris SMP N 1 Mataram
No
Nama
L/P
Jabatan
1.
H. M Ismil, S.Pd
L
Kepala Tu
2.
Hanan
L
Bendahara Rutin Kepegawaian Dan/ Pak
3.
Mohlisson,S.Pd
L
Urs. Perlengkapan Pdg/Bos
4.
Siti Nurhayati
P
Petugas Perpustakaan
5.
I Wayan Suhartha
P
Urs. Kesiswaan
6.
Ketut Dasning
P
Petugas Perpustakaan
7
Ni Luh Sri Ginitri
P
Bendahara Komite
8.
Maryadi
L
Pelaksana Agenda Surat
9.
Mustafa
L
Pelaksana Urs. Umum
Pegawai Honorer
10
Ahmad Yani
L
Staf Tu
11
Said
L
Tukang Kebun
12
Sahban
L
Penjaga Sekolah
13
Amalludin
L
Cleaning Service
14
Ni Made Sri Utami
P
Urs. Kesiswaan
15
Saripin
L
Jaga Malam
16
Zul Muhammad
L
Cleaning Service
17
Iwan Purnama H, Sh
L
Lab. Bahasa
18
Ahmad Satar
L
Satpam
19
A. Yanto
L
Satpam
20
Handra S
L
Petugas Uks
21
Surtik
P
Lab. Komputer
22
Cindrawati
P
Pemb. Perpustakaan
23
Sahar
L
Cleaning Service
24
Maskur
L
Cleaning Service
25
Nurhidayati F
P
Staf Tu
26
Asmayani
P
Lab. Matematika
27
Ainudin
L
Pemb. Perpustaan, Lab. Fisika


(Dokumentasi, tanggal 22 april 2008)

Memperhatikan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai tata usaha di SMP Negeri 1 Mataram yang berjumlah 27 orang, yang  terdiri dari : Kepala Sekolah, Tata Usaha, Staf Tata Usaha dan Bendahara, jumlah ini cukup menjamin kelangsungan fasilitas yang ada di SMP Negeri 1 Mataram, mengingat jumlah siswa yang sangat banyak.
5)      Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Mataram
         Setiap lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran maka, hendaknya di dukung oleh berbagai komponen yang terkait dengan pendidikan seperti sarana dan prasarana yang merupakan salah satu komponen dari beberapa komponen dalam pendidikan dan pengajaran yang membentuk suatu sistem yaitu satu kesatuan yang utuh. Sarana dan prasana memiliki peranan dan manfaat yang sangat besar dan menunjang dan mendukung proses pengajaran yang lebih efektif dan efisien, semua sarana yang ada hendaknya disosialisasikan dengn baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan maupun keadan lembaga itu sendiri, ini artinya bahwa sarana yang ada hendaknya digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang hendak di capai dan antara fungsi dan tujuan hendaknya proporsional (seimbang) sehingga tercapai pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5
Data Jumlah Sarana dan Prasarana SMP Negeri I Mataram
Sumber data: Buku invenrtaris SMP N 1 Mataram
No
NAMA SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
Ada
2.
Ruang Wkil Kepala Sekolah
1
Ada
3.
Ruang Guru
1
Ada
4.
Ruang Tu
1
Ada
5.
Ruag Belajar
22
Ada
6
Ruang Perpustakaan
1
Ada
7
Ruang Lab. IPA
2
Ada
8
Ruang Uks
1
Ada
9
Ruang Bp
1
Ada
10
Musshola
1
Ada
11
Ruang Osis
1
Ada
12
Wc/Kamar Kecil
9
Ada
13
Lapangan Olah Raga
1
Ada
14
Ruang Koperasi
2
Ada
15
Kantin
2
Ada
16
Mesin Tik
39
Ada
17
Komputer
24
Ada
18
Televisi
1
Ada
19
Tape Recorder
1
Ada
20
Printer
5
Ada
21
Mesin Stesil
1
Ada
22
Foto Cofy
2
Ada
23
Lemari
8
Ada
24
Meja Tu
8
Ada
25
Kursi Tu
12
Ada
26
Meja Guru
32
Ada
27
Kursi Guru
32
Ada
28
Meja Siswa
443
Ada
29
Kursi Siswa
885
Ada
30
Laboratorium Bahasa
1
Ada
31
Ruang Keterampilan
1
Ada
32
Tempat Parkir
2
Ada
33
Dapur
1
Ada

(Dokumentasi, tanggal 22 April 2008)

     6). Stuktur Organisasi SMP Negeri 1 Mataram
            Sebagai suatu lembaga atau organisasi, maka struktur lembaga atau organisasi tersebut harus ada sebagai pedoman atau gambaran dari koordinasi dan terorganisasikannya pembagian tugas dan wewenang dalam lembaga tersebut. begitu pula dengan lembaga pendidikan di SMP Negeri 1 Mataram, dimana stuktur lembaga pendidikan mutlak dibutuhkan guna untuk mengaktifkan dan mengefesienkan kinerja serta pencapain tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah di tetapkan.
            Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi SMP Negeri 1 Mataram dapat di lihat pada bagan di bawah ini:

BAGAN 1
STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 1 MATARAM
Sumber data: buku inventaris SMP N 1 Mataram



 

BP 3
 
KEPALA URUSAN TATA USAHA
 
 

                                                           












GURU/WALI KELAS
 
 















     Ket        : Garis Konsultasi ..................
                   : Garis Komando                       ( Dokumentasi: 22 aparil 2008 )       
            Memperhatikan struktur organisasi SMP Negeri 1 Mataram kepala sekolah menjadi top leader di dalam kelangsungan proses belajar mengajar, berarti kepala sekolah harus dan mampu memberdayakan bawahannya (guru dan staf tata usaha).

B.     Hasil Penelitian
1.  Penyajian Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika khususnya pada Pokok Bahasan Segitiga dengan menggunakan metode drill. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan 3 kali evaluasi yaitu evaluasi untuk pre-tes, evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II yang dimulai dari Tanggal 5 April 2008 sampai dengan 17 Mei 2008. Hasil penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data hasil evaluasi dimasukkan dalam data kuantitatif sedangkan data hasil observasi dimasukkan dalam data kualitatif. Adapun hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut :
a.       Data Hasil Pre-test
Pre-test merupakan test awal atau evaluasi yang diberikan sebelum dilakukan tindakan atau sebelum penerapan metode drill. Data hasil pre-test untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 6
 Data Hasil Pre-test
Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
35
Rata-rata
66.23
Siswa yang tuntas
23
Siswa yang tidak tuntas
20
Prosentase siswa yang tuntas
53.48 %
Prosentaase siswa yang tidak tuntas
46.52 %
Jumlah siswa keseluruhan
43
     
Adapun ringkasan data hasil pre-test dapat dilihat pada (Lampiran 9)  jadi dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 66,23 dengan perincian bahwa siswa yang mendapat nilai > 65 sebanyak 23 orang dan yang memperoleh nilai < 65 sebanyak 20 orang siswa. Dengan memperhatikan banyaknya siswa yang memperoleh nilai < 65, maka perlu diberikan tindakan perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
b.      Analisis Siklus I
1.      Perencanaan
               Dalam tahap perencanaan ini peneliti bersama guru merencanakan atau menyiapkan skenario pembelajaran dengan penerapan metode drill, yaitu pada pokok bahasan segitiga. Adapun langkah-langkah atau proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I baik kegiatan yang dilkukan oleh peneliti sebagai pengajar maupun kegiatan yang dilakukan oleh siswaadalah sebagai berikut:

SKENARIO PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
No
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Waktu
Alat dan sumber
1.











 2.











3.

































4.





















































5

































6.





7.


 Pendahuluan
o  Mengingatkan kembali tentang pengertian dan jenis-jenis segitiga.
o  Guru menyampaikan pentingnya mengetahui jenis-jenis segititga berdasarkan sisi/sudutnya untuk dapat menentukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.
Penguatan I
o  Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi/sudutnya.
o  Menjelaskan cara menentukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.
o  Menjelaskan cara penyelesaian contoh soal pada buku paket/LKS
Penerapan I
o  Meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru sebagai berikut :
1.      Perhatikan gambar di bawah ini
D                       C


    A                          B
a. segitiga apakah ABC
   dan ADC
b. Samakah (kongruen)
    kah kedua segitiga 
    tersebut.
2.      Gambarkanlah jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dan ditinjau dari besar sudut-sudunya.
3.      Berdasarkan sifat-sifatnya sebutkanlah jenis-jenis segitiga dan gambarkanlah sesuai dengan sifatnya masing-masing.
o  Guru berkelililng memberikan bimbingan


Penguatan II
o   Menjelaskan garis-garis dalam segitiga
o   Menjelaskan bagaimana cara melukis garis-garis dalam segitiga,
o   Menjelaskan bagaimana cara menentukan sudut dalam segitiga
o   Memberikan contoh soal dan cara menyelesaikan nya yaitu :
  1. Lukislah garis bagi pada satu sudut segitiga
P
 
Penyelesaiannya :


 




Cara melukis:
  • Dengan pusat titik Q, buatlah busur lingkaran yang memotong dua kaki sudut misal di titik S dan T
  • Dalam pusat titik S dan T buatlah pusat lingkaran yang berjari-jari sama dengan QS dan saling berpotongan di titik U.
  • QU disebut garis bagi sudut PQR.
2.                   R

             P                Q            
  pada PQR, besar P
   = 550 dan Q = 750
 Berapa besar sudut R?
Penyelesaiannya
P + Q + R = 1800
550 + 750 + R = 1800
1300 + R = 1800
           R =   1800 - 1300
          R = 500

Penerapan II
o   Guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru antara lain:
  1. Lukislah ketiga garis bagi pada segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.
  2. Lukislah ketiga garis berat pada segitiga siku-siku.
  3. Hitunglah besar sudut yang belum diketahui:
    
 
o   Guru keliling memberikan bimbingan kepada siswa dan meminta siswa mengerjakan di papan tulis.

Latihan
Memberikan siswa soal-soal evaluasi siklus I yang sudah disiapkan.


Penutup
Membimbing siswa membuat rangkuman dan memberikan tugas.


o   Siswa memperhatikan penjelasan guru.







o   Siswa memperhatikan, mencatat dan bertanya.






  • Siswa menyelesaikan soal-soal latihan, bertanya dan memperhatikan penjelasan guru.























  • Siswa memperhatikan, mencatat dan bertanya.
  • Siswa mempraktikkan bagaimana cara melukis garis-garis dalam segitiga di buku masing-masing




































  • Siswa menyelesaikansoal-soal latihan, bertanya.
  • Siswa maju mengerjakan soal latihan di papan tulis.



















·         Siswa menyelesaikan soal-soal evaluasi siklus I

  • Sisawa menulis rangkuman dan tugas dari guru

5 mnit











10 mnt











30 mnt

































10 mnt














25 mnt
























10 mnt














25 mnt





20 mnt

























35 mnt





10 mnt





Alat:
·         Gambar segitiga
·         Penggaris
·         Jangka
Sumber:
  • Buku matematika SMP kelas 1 dan LKS

Berdasarkan skenario pembelajaran siklus I diatas dapat dilihat bahwa perencanaaan yang disiapkan untuk proses pembelajaran dengan penerapan metode drill menggambarkan tentang langkah-langkah yang sudah dilakukan baik oleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Dan untuk soal-soal evaluasi siklus I lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Dan pada tahap ini guru juga mempersiapkan lembar kerja observasi yang dapat dilihat pada lampiran.
2.      Pelaksanaan
Pada Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan pembelajaran dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat  ( Lampiran  2  ), untuk dapat menyesuaikan scenario pembelajaran dalam penyampaian materi pembelajaran dengan penerapan metode drill.
Adapun kegiatan yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah mengingatkan kembali tentang pengertian segitiga dan jenis-jenisnya, dalam hal ini siswa memeperhatikan penjelasan guru. Langkah berikutnya guru menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkansisi dan sudutnya, kemudian menjelaskan cara menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya, serta memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya. Dan dalam hal ini siswa memperhatikan, mencatat, dan bertanya tentang materi dan cara menentukan jenis-jenis segitiga yang belum jelas. Pada tahap penerapan I guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan dalkam bentuk essay yang diberikan, kemudian siswa menyelesaikan soal-soal latihan, bertanya, dan memperhatikan penjelasan guru. Dan pada siklus perrtama ini guru memberikan materi dan latihan tentang garis-garis dalam segitiga dan besar sudut dalam segitiga. Untguk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
3.      Data Hasil Observasi
         Data observasi siklus I (Lampiran  8   ) dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu mulai tanggal 15 April 2008 dan Tanggal 19 april 2008. pada pertemuan pertama 3 jam pelajaran dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran. Dan hasil yang diperoleh yaitu dalam proses belajar mengajar yamg menjadi objek observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa selama proses belajart mangajar berlangsung dengan penerapan metode drill.
Proses belajar mengajar pada siklus I kegiatan yang dilakukan adalah memberikan motivasi kepada siswa, kemudian menyampaikan pentingnya mengetahui jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Dan pada pernguatan I guru memberikan contoh cara menggambar dan menetukan jenis segitiga berdasarkan sifatnya. Sedangkan siswa memperhatikan, mencatat dan bertanya, serta siswa mencoba di buku masing-masing. Setelah guru memeberikan penjelasan tentang cara menggambar dan menetukan jenis segitiga kemudian menjkelaskan cara penyelesaian contoh soal dan meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan pada penerapan I. Ketika para siswa menyelesaikan soal-soal latihan, guru berkeliling memeberikan bimbingan kepada siswa.
Pada penguatan II guru menjelaskan garis-garis dalam segitiga dan menjelaskan bagaimana cara melukis garis-garis dalam segitiga, kemudian siswa memperhatikan, mencatat dan mempraktekkan bagaimana cara melukis garis-garis dalam segitiga di buku masing-masing. Setelah itu siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru pada kegitan penerapan II dan guru memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya  tentang soal yang belum jalas dan dimengerti.
Untuk menmgetahui p[restasi belajar sisswa pada siklus I ini guru memberikan soal evaluasi kepada siswa dalam bentuk esssay. Hasil evaluasi siswa akan dijabarkan secara ringkas pada data hasil eavaluasi siklus I dan secara rinci dapat dilihat pada lampiran.
4.      Data Hasil Evaluasi Siklus I
Adapun data hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I yang telah dilakukan pada tanggal 22 April 2008 adala sebagai berikut :



Tabel 7
Data Hasil Evaluasi Siklus I

Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
20
Rata-rata
63,48
Siswa yang tuntas
26
Siswa yang tidak tuntas
17
Prosentase siswa yang tuntas
60,46 %
Prosentase siswa yang tidak tuntas
39.54 %
Jumlah siswa keseluruhan
43
           
            Untuk lebih jelasnya data hasil evaluasi pada siklus I dapat dilihat pada ( Lampiran 9   ). Data hasil diatas dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan siswa secara klasikal adalah 60,46 %. Dari jumlah seluruh siswa yang mengikuti evaluasi siswa sebanyak 43 orang dengan perolehan nilai rata-rata 63,48 %. Jadi prosentase ketuntasan ini sesuai menurut target yang telah ditetapkan pada kurikulum 2004 belum mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal yaitu minimal 85 % siswa mendapat nilai minimal 65. Maka dengan memperhatikan prosentase ketuntasan belajar siswa yang kurang dari 85 %. Jadi perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.
5.      Refleksi
Dari hasil evaluasi silus I dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar belum tercapai, sehingga perlu diadakan penyerapan dan perbaikan pada siklus II.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan pada proses pembelajaran siklus I yang menunjukkan prosentase ketidak tuntasan belajar siswa  yang hanya mencapai 60,46 %, sehingga belum mencapai target ketuntasan belajar sesuai dengan kurikulum 2004 yaitu minimal 85 % siswa yang mendapat nilai minimal 65. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, faktor-faktor penyebab kegagalan pada siklus I adalah faktor guru dan siswa. Dalam proses belajar mengajar guru kurang memberikan penekanan pada hal-hal yang dianggap penting misalnya, ketika memberikan penjelasan tentang cara menentukan besar sudut segitiga jika diketahui salah satu sudutnya atau dua sudutnyam, karena dari hasil evaluasi siklus I rata-rata siswa masih kurang mengerti tentang sub bahasan ini dan dalam memberikan bimbingan mengerjakan soal latihan masih kurang sehingga ada beberapa siswa masih takut untuk bertanya. Sedangkan masalah langkah-langkah pembelajaran dalam skenario sudah dilakukan semaksimal mungkin. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka pada siklus berikutnya yaitu siklus II guru akan memberikan bimbingan secara maksimal untuk sub pokok bahasan menentukan besar sudut dalam segitiga dan akan dituntaskan pada siklus II
Sedangkan faktor dari siswa itu sendiri adalah siswa kurang serius dalam mengerjakan soal-soal latihan khususnya soal tentang besar sudut dalam segitiga, hal ini disebabka karena guru kurang memberikan penekanan. Dan pada pembelajaran siklus I ada beberapa siswa masih takut untuk bertanya tentang materi yang lum dimengerti.
Jadi berdasarkan beberapa faktor penyebab kegagalan pada siklus I di atas maka pada siklus berikutnya yaitu siklus II akan dilakukan penyerapan dan perbaikan guna mencapai ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan segitiga.
c.       Analisis Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang kedua ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus sebelumnya yaitu siklus I. Adapun hal yang direncanakan adalah pembuatan skenario pembelajaran siklus II. Adapun langkah-langkah atau proses pembelajaran yang direncanakan pada siklus II baik oleh guru maupun siswa dapat dilihat pada tabel skenario pembelajaran di bawah ini:


SKENARIO PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)
No
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Waktu
Alat dan sumber
1.
















2.











3.




























4.































































5.
































6.








7.


 Pendahuluan
o   Menanyakan kepada siswa.tentang soal tes  evaluasi yang sulit.
o   Mengingatkan kembali tentang  jenis-jenis segititga dan bagaimana cara menggambar garis-garis dalam segitiga dan menentukan  menentukan besar sudut dalam segitiga.
o   Guru menyampaikan pentingnya mengetahui besar sudut dalam segitiga untuk dapat melukis segitiga.
Penguatan I
  • Menjelaskan bahwa jumlah sudut suatu segitiga adalah 1800
  • Menjelaskan cara mencari besar sudut segitiga apabila diketahui besar salh satu sudutnya.
  • Menjelaskan cara penyelesaian contoh soal pada LKS.
Penerapan I
o   Meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan guru sebagai berikut :
  1. Hitunglah besar sudut ketiga pada segitiga yang dua sudutnya sudah diketahui.
a.       650 dan 450
b.      560 dan 350
c.       730 dan 640
d.      1070 dan 290
  1. Hitunglah x untuk setiap segitiga di bawah ini:
          450                   3X

      730                             x                         x
                                                     

                                               3x



                    3x             x    
 
       








o   Guru berkelililng memberikan bimbingan


Penguatan II
o   Menjelaskan dan memberi contoh cara melukis segitiga jika diketahui ketiga sisinya.
o   Menjelaskan dan memberikan contoh cara melukis segitiga jika diketahui dua sudut dan satu sisi persekutuan keduanya.
o   Menjelaskan dan memberikan contoh cara melukis segitiga sama sisi dan sama kaki dengan menggunakan jangka dan penggaris yaitu:
1.      Lukislah segitiga sama kaki dengan jangka:
   Langkah-langkahnya:
  • Gambarlah ruas garis PQ
  • Dengan pusat titik P dan Q dngan jari-jari yang sama buatlah busur lingkaran sehingga kedua busur tadi berpotomgan misal di R.
  • Hubungkan titik potong goresan tadi dengan titik P dan Q terbentuklah segitiga sama kaki.












 

   P                Q      P              Q
                R








P
 


Q
 




 


2.      Lukislah segitiga sama sisi ABC dengan jangka dn penggris!
                            C
  








 

    A            B        A            B
                      C
                                    
B
 
A
 
 

Langkah-langkahnya:
·          Gambarlah garis AB, kemudian ukurlah dengan jangka panjang garis AB
·          Tanpa mengubah lebar jangka putarlah jangka dengan titik pusat A dan B sehingga didapat titik potong di C.
·          Hubungkan A denan C juga dengan B dengan C terlukislah segitiga sama sisi.
Penerapan II
o    Guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru antara lain:
1. Dengan menggumakan busur derajat dan jangka lukislah segitiga sama kaki  ABC bila panjang sisi AC = BC
     a. 4 cm dan AB= 6 cm
b 5 cm dan AB= 8 cm
c. 6 cm dan AB= 10 cm
2. Lukislah segitiga sama sisi DEF dengan panjang sisinya:
a. 10 cm
b. 8 cm
c. 6 cm
d. 5 cm
3. Lukislah segitiga DEF dengan ketentuan sebagai berikut:
 E = 350, DE = 7 cm dan DF = 6 cm.

o   Guru keliling memberikan bimbingan kepada siswa dan meminta siswa mengerjakan di papan tulis.

Latihan
Memberikan siswa soal-soal evaluasi siklus II yang sudah disiapkan.





Penutup
Membimbing siswa membuat rangkuman dan memberikan tugas.


o   Siswa meminta bimbingan dan bertanya tentang soal-soal yang dianggap sulit.
o   Siswa memperhatikan dan mengingat kembali tentang apa yang dijelaskan.

  • Siswa memperhatikan, mencatat dan bertanya.






·          Siswa menyelesaikan soal-soal latihan, bertanya dan memperhatikan penjelasan guru.


















· Siswa memperhatikan, mencatat dan mencoba di buku masing-masing.




























































































·         Siswa menyelesaikan soal-soal evaluasi siklus



  • Siswa menulis rangkuman dan tugas dari guru


5 mnit
















10 mnt











30 mnt



























25 mnt










10 mnt





25 mnt














































20 mnt

































45 mnt







15 mnt
Alat:
·      Gambar segitiga
·      Penggaris
·      Jangka
Sumber:
·      Buku matematika SMP kelas 1 dan LKS

Berdasarkan skenario pembelajaran siklus II di atas dapat dilihat bahawa perencanaan yang disiapkan umtuk proses pembelajaran dengan penerapan metode drill menggambarkan tentang langkah-langkah yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Dan untuk soal-soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada lampiran.

2. Pelaksanaan Tindakan
Proses belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, untuk scenario pembelajaran yang telah dibuat (Lampiran   10), yaitu pada Tanggal 26 April 2008 dan Tanggal 29 April 2008. Sebelum mengadakan evaluasi untuk siklus II, siswa diberikan soal latihan pada tanggal 13 April 2008 dan termasuk didalamnya penggunaan metode drill.
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksakan pada siklus I, maka pada pelaksanaan tindakan siklus II ini guru memberikan tindakan yang maksimal untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan segitiga. Adapun tindakan yang diberikan oleh guru pada siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus II adalah dalam pertemuan pertama guru menanyakan kepada siswa tetang soal tes evaluasi yang dianggap sulit, dan mengingatkan kembali tantang jenis-jenis segitiga dan bagaimana cara menggambar  garis-garisdalam segitiga dan menentukan besar sudut dalam segitiga kemudian menyampaikan pentingnya mengetahui besar sudut segitiga. Dalam hal ini siswa meminta bimbingan dan bertanya tentang soal-soal yang dianggap sulit.
Pada pengembangan I guru menjelaskan cara mencari besar sudut segitiga apabila diketahui besar salah satu atau dua sudutnya, kemudian memberikan penjelasan cara penyelesaian contoh soal pada buku LKS. Sedangkan siswa memperhatikan dan menanyakan kepada guru cara penyelesaian soal dengan jelas. Untuk mengetahui pemahaman siswa pada pokok bahasan segitiga khususnya sub bahasan besar sudut dalam segitiga guru memberikan beberapa soal latihan pada penerapan I, kemudian siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan dan memperhatikan penjelasan guru ketika memberikan bimbingan dalam menjawab soal-soal latihan.
Kemudian pada pengembangan II guru menjelaskan dan memberikan contoh cara melukis segitiga, sedangkan siswa memperhatikan, mencatat dan siswa diminta mencoba di buku masing-masing untuk melukis segitiga. Dan pada penerapan II guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan. Untuk lebih jelasnya tantang pelaksanaan tindakan dapat dilhat lampiran.
3. Data Hasil Observasi
Observasi untuk siklus II  (Lampiran  15  ) dilaksanakan pada Tanggal 26 April 2008 dan 29 April 2008. dengan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dan 3 jam pelajaran. Adapun hasil yang telah diperoleh pada siklus II ini, guru sudah lebih mengoptimalkan perannya, sehingga sebagian besar dari siswa sudah dapat melakukan aktivitasnya dan guru lebih aktif dalam mengevaluasi dan memberikan bimbingan kepada siswa.
Dari hasil observasi pada siklus II ini, adapun kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan kepada siswa tentang soal tes evaluasi pada siklus I yang dianggap sulit guna perbaika pada siklus II, kemudian siswa meminta bimbingan dan menanyakan soal-soal yang dianggap sulit yaiti sub pokok bahasan menentukan besar sudut dalam segitiga. Pada pengembangan I guru menjelaskan cara mencari besar sudut segitiga apabila diketahui besar salah satu atau dua sudutnya, kemudian memberikan penjelasan cara penyelesaian contoh soal pada buku LKS. Sedangkan siswa memperhatikan dan menanyakan kepada guru cara penyelesaian soal dengan jelas. Untuk mengetahui pemahaman siswa pada pokok bahasan segitiga khususnya sub bahasan besar sudut dalam segitiga guru memberikan beberapa soal latihan pada penerapan I, kemudian siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan dan memperhatikan penjelasan guru ketika memberikan bimbingan dalam menjawab soal-soal latihan.
Kemudian pada pengembangan II guru menjelaskan dan memberikan contoh cara melukis segitiga, sedangkan siswa memperhatikan, mencatat dan siswa diminta mencoba di buku masing-masing untuk melukis segitiga. Dan pada penerapan II guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar kerja observasi siklus II yang terlampir.
4.  Data Hasil Evaluasi siklus II
Data tentang hasil belajar siswa pada siklus II yang telah dilakukan pada Tanggal 17 mei 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel 8
Data Hasil Evaluasi Siklus II

Uraian Penelitian
Ketercapaian
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
50
Rata-rata
78,13
Siswa yang tuntas
38
Siswa yang tidak tuntas
5
Prosentase siswa yang tuntas
88,37 %
Prosentase siswa yag tidak tuntas
11.63 %
Jumlah siswa keseluruhan
43

               Ringkasan data hasil evaluasi siklus II disajikan pada 
( Lampiran 16 ). Dari tabel diatas dapat dilihat bhawa terdapat 38 orang siswa yang tuntas belajarnya. Dengan prosentase ketuntatsan belajar 88,37 %. Berdasarkan prosentase ketuntasan belajar yang sudah ditetapkan dalam kurikulum yaitu > 85 %, maka pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan tuntas secara klasikal.
5. Refleksi
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II ini menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi dari ketuntasan klasikal siklus I 60,46 % menjadi 88,37 5 pada siklus II, sehingga pada siklus II ketuntasan belajar siswa tercapai, sehingga dengan ketuntasan yang telah ditetapkan dalam kurikulum > 85 %. Dalam upaya mengoptimalkan penerapan metode drill digunakan 2 siklus, walaupun pada awalnya peneliti merencanakan akan melakukan 3 siklus, tetapi karena pada siklus II ketuntasan belajar siswa sudah tercapai, maka penelitian cukup sampai siklus II untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan metode drill.
Ketercapaian prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II ini merupakan keseriusan dari siswa dalam proses belajara mengajar dan peran guru dalam memberikan bimbingan dengan optimal.
Upaya peningkatan ketuntasan berdasarkan siklus I yang dilakukan oleh guru antara lain:
A.      Bagi siswa yang sudah mendapatkan ketuntasan belajar yaitu yang memperoleh nilai diatas 65. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan ketuntasan belajar mereka pada siklus II ini adalah:
1.      Guru memberikan tindakan berupa pembahasan ulang tentang soal-soal evaluasi siklus satu yang dianggap masih sulit.
2.      Guru memberikan penekanan pada materi-materi yang dianggap penting  pada siklus ii yaitu pokok bahasan segitiga.
3.      Guru memberikan arahan agar siswa tetap menjaga motivasi belajar dalam meningkatka prestasi belajar khusunya untuk materi-materi yang akan dibahas pada siklus II
B.      Bagi siswa yang tidak tuntas, upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan ketuntasan belajar mereka antara lain:
1.      Guru memberikan pengayaan dan pembahasan ulang soal-soal evaluasi pada siklus I.
2.      Guru memberikan latihan soal-soal berupa essay pada sub pokok bahasan menentuka besar sudut dalam segitiga.
3.      Guru berkeliling memberikan bimbingan pada siswa yang belum mengerti tentang soal-soal latihandan memberika contoh penyelesaian soal-soal yang dianggap sulit.
C. Pembahasan
         Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dijabarkan dimuka bahwa sebelum metode drill diterapkan dalam pembelajaran terlebih dahulu peneliti mengadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan dasar belajar siswa  pada pokok bahasan segitiga sebelum dan sesudah metode drill diterapkan. Sesuai dengan pendapat ahli bahwa tujuan dari kegiatan pre-test ialah “ untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa  mengenai bahan yang akan disajikan”(Muhibbin, 2007: 199). Adapun data hasil pre-test dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 66,23 % dengan perincian bahwa siswa yang mendapat nilai > 65 sebanyak 23 orang dan yang memperoleh  nilai < 65 sebanyak 20 orang siswa.
Dengan memperhatikan banyaknya siswa yang memperoleh nilai < 65, dengan prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai 53,48 %, maka perlu diberikan tindakan perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode drill pada tiap siklus.
         Pada siklus I,  Peneliti mensosialisasikan metode drill yang akan diterapkan kepada guru  Matematika dan siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan scenario pembelajaran yang telah dibuat dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan penerapan metode drill. Jadi pada setiap pertemuan siswa diberikan soal latihan dan pada pertemuan kedua siklus I, siswa diberikan lembar kegiatan pembelajaran. Data hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 April 2008 dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan siswa secara klasikal adalah 60,48 %. Jadi prosentase ketuntasan ini menurut target yang telah ditetapkan pada kurikulum 2004 belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu minimal 85 % dan siswa mendapat nilai minimal 65.
         Berdasarkan hasil analisis evaluasi pre-test dan evaluasi untuk siklus I, terlihat bahwa hasil prosentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalamai peningkatan walaupun belum mencapai ketuntasan belajar. Akan tetapi dari hasil pre-test dan evaluasi siklus I terjadi peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran segitiga dengan menerapkan metode drill, yaitu sebelum diberikan tindakan mencapai 53,48 %, sedangkan setelah diberikan tindakan berupa penerapan metode drill mengalami peningkatan 7,98 % yaitu 60, 46 %.
Adapun kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah Pada Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan pembelajaran dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat  ( Lampiran  2  ), untuk dapat menyesuaikan scenario pembelajaran dalam penyampaian materi pembelajaran dengan penerapan metode drill.
Jadi  kegiatan yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah guru mengingatkan kembali tentang pengertian segitiga dan jenis-jenisnya, dalam hal ini siswa memeperhatikan penjelasan guru. Langkah berikutnya guru menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkansisi dan sudutnya, kemudian menjelaskan cara menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya, serta memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya. Dan dalam hal ini siswa memperhatikan, mencatat, dan bertanya tentang materi dan cara menentukan jenis-jenis segitiga yang belum jelas. Pada tahap penerapan I guru meminta siswa menyelesaikan soal-soal latihan dalam bentuk essay yang diberikan, kemudian siswa menyelesaikan soal-soal latihan, bertanya, dan memperhatikan penjelasan guru. Dan pada siklus perrtama ini guru memberikan materi dan latihan tentang garis-garis dalam segitiga dan besar sudut dalam segitiga.
         Belum tercapai ketuntasan belajar pada siklus I ini disebabkan oleh kurangnya motivasi dari guru disamping pada saat memberikan appersepsi guru juga kurang memberikan penekanan pada matri yang dianggap penting, hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa kurang memperhatikan guru, sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang tahu dan terlihat siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran. Terkait dengan pendapatnya  ahli “Dalam proses belajar mengajar peranan motivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat diperlukan. Kedua macam motivasi ini akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa” (Djamarah, 1994: 29).
         Disamping permasalahan diatas, peran guru juga sangat menentukan atau membantu dalam mencapai keberhasilan siswa. Dari sebelum dan sesudah penerapan metode drill terlihat adanya perubahan dalam interaksi siswa, perubahan ini terlihat dari keberanian siswa bertanya terhadap apa yang belum mereka pahami. Untuk mencapai hasil yang optimal lagi, maka guru melakukan perbaikan berupa pemberian bimingan lebih optimal khususnya pada sub pokok bahasan besar sudut dalam segitiga dan meningkatkan hal-hal yang dianggap masih kurang untuk diberikan pada  siklus berikutnya. Dalam kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyh (1989) dalam Djamarah mengatakan bahwa “Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien mengena pada tujuan yag diharapkan” (Djamarah, 2006:74).
         Pada siklus II, diperoleh hasil bahwa prestasi hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Dengan prosentase ketuntasan  klasikal dari 60,46 % menjadi 88,37 %, merupakan suatu peningkatan yang sangat berarti, dari 43 orang siswa ada 38 siswa yang mencapai ketuntasan dengan perolehan nilai rata-rata 78,13, sehingga pada siklus II ketuntasan belajar siswa tercapai, sesuai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh kurikulum > 85 %.
         Dalam pelaksanaan siklus II ini, guru sudah lebih mengoptimalkan perannya, sehigga sebagian besar dari siswa sudah dapat melakukan aktivitasnya dan guru lebih aktif dalam mengawasi dan memberikan bimbingan kepada siswa.  Terjadinya peningkatan hasil belajar yaitu dengan prosentase peningkatan dari siklus I ke Siklus II sebesar 27,90 %.Dengan melihat prosentase ketuntasan diatas, hasil penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan tindakan dengan menggunakan metode drill, sesuai dengan apa yang dikatakan Djamarah (2006).
“Metode Drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu, untuk memperoleh suatu ketuntasan, ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan” (Djamarah, 2006: 95).
         Pada intinya dengan metode drill ini pengetahuan anak bisa segar setiap saat, karena latihan akan membangkitkan semangat mereka untuk senantiasa mengingat apa yang telah diterimanya, baik itu yang menyangkut kecakapan motorik, atau menyangkut keterampilan mental berupa berhitung.


 
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah yang diberikan berupa latihan-latihan soal secara kontinyu pada setiap siklus, maka penerapan metode drill/latihan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan segitiga untuk siswa kelas VII D SMP N 1 Mataram tahun ajaran 2007/2008. Hal ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 60,46% dengan nilai rata-rata 63,48 dari 43 orang siswa dengan rincian 26 siswa tuntas dan 17 orang siswa tidak tuntas dengan prosentase 39,54% pada siklus I, dan meningkat menjadi 88,37% dengan nilai rata-rata 78,13 pada siklus II dari 43 orang siswa dengan rincian 38 siswa tuntas dan 5 siswa yang tidak tuntas. Sehingga prosentase siswa yang tidak tuntas 11,63%.
B.     Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka adapun saran yang ingin disampaikan adalah :
  1. 74
     
    Kepada siswa diharapkan untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan-kebiasaan berlatih secara terus menerus dalam belajar Matematika khususnya dan pelajaran yang lain pada umumnya, karena latihan akan membangkitkan semangat untuk senantiasa mengingat apa yang telah diterima.
  2. Kepada Guru Matematika agar senantiasa memberikan latihan dan bimbingan kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memproses sendiri hasil perolehan belajarnya biar siswa yang lebih aktif.
  3. Kepada Kepala sekolah agar memperhatikan media dan metode  atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru mata Pelajaran, apakah sesuai dengan materi pelajaran atau belum agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa tercapai.
  4. Selanjutnya pada peneliti yang ingin mengadakan penelitian dapat meneliti pembelajaran matematika dengan menggunakan metode drill pada pokok bahasan yang berbeda.
    DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                                            
    Achsanuddin. Dkk. 1990. Didaktik Metodik Suatu Pengantar . Mataram. IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah Mataram.

    Djajadisastra.1981; Metode-Metode  Mengajar. Bandung, angkasa.
    Djamarah dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta

    Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya. Usaha Nasional

    Faqieh Insani. 2005. Pandai Matematika. Mataram. Pustaka Widya.
    Kasro dan Hendro D. 2001. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

    Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung.

    Mustaqiem. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

    Nasution. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung, Bumi Aksara.

    Negoro. ST. dah Harahap. 2005. Ensiklopedia Matematika. Ciawi-Bogor Selatan, Ghalia Indonesia

    Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta
    Soedjadi. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Konsentrasi Keadaan Masa Kini Menuju Masa Depan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral pendidikan Tinggi.

    Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
    Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta, Rineka Cipta

    Sudjana. 1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
    ----------- 1996. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
    Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi aksara
    ------------- 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
    Suhardjono, dkk. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta. Bumi Aksara
    Supardi. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram Lombok. Yayasan Cerdas Press.
    Syah, Muhibbin. 2003 Psikologi Belajar.  Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.
    Widdiharto, Rahmadi, 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Masalah Diklat Instruktur/Pengembangan matematika SMP Jenjang Dasar. 10-23 Oktober 2004 di Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika Yogyakarta, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

    Wiriaatmadja. Rochiati. 2007. Metode penelitian Tindakan kelas. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.